Surakarta, 30 Juli 2025 – Memasuki era digitalisasi pendidikan, SMP Muhammadiyah 2 Kartasura mengambil langkah strategis dengan menyelenggarakan pelatihan intensif pembuatan bahan ajar interaktif berbasis teknologi dan implementasi Learning Management System (LMS). Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, pada tanggal 28-29 Juli 2025, tersebut bertempat di kampus ITB AAS Surakarta, sebuah lokasi yang inspiratif untuk menimba ilmu teknologi.
Pelatihan ini diikuti secara antusias oleh seluruh guru dan tenaga kependidikan sekolah. Tujuannya adalah untuk membekali para pendidik dengan keterampilan membuat media pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menarik bagi generasi Z, sekaligus mengoptimalkan penggunaan platform LMS untuk menciptakan lingkungan belajar yang efisien dan terintegrasi.
Hari pertama pelatihan difokuskan pada pengembangan bahan ajar interaktif. Para guru diajak untuk menggeser paradigma dari bahan ajar konvensional ke digital. Mereka mendapatkan pelatihan praktis menggunakan berbagai tools dan aplikasi, seperti Canva for Education, Genially, Kahoot!, dan Quizizz. Narasumber yang merupakan praktisi pendidikan digital memandu peserta langkah demi langkah dalam membuat presentasi, video animasi sederhana, kuis interaktif, dan simulasi pembelajaran yang dapat meningkatkan engagement siswa di dalam maupun luar kelas.
Hari kedua membahas implementasi dan optimalisasi Learning Management System (LMS). Sekolah yang telah memiliki platform LMS khusus perlu didorong untuk memanfaatkannya secara maksimal. Pada sesi ini, guru-guru dilatih untuk mengelola kelas virtual, mengupload materi, membuat tugas dan kuis online, memantau aktivitas belajar siswa, serta melakukan assessment secara digital. Pelatihan ini tidak hanya teori tetapi langsung praktik dengan membuat kelas virtual sesuai mata pelajaran masing-masing.
Kepala SMP Muhammadiyah 2 Kartasura, Mujibuddakwah, S.Pd., M.Pd., dalam sambutannya menegaskan bahwa peningkatan kualitas guru adalah investasi terbesar untuk masa depan pendidikan.
“Era menuntut kita untuk beradaptasi. Pelatihan ini adalah komitmen sekolah untuk memastikan bahwa setiap guru tidak hanya mampu tetapi juga percaya diri dalam menggunakan teknologi untuk mendukung proses belajar mengajar. Kita harus menjadi guru yang melek digital untuk menjawab tantangan zaman,” ujarnya.
Salah seorang peserta pelatihan, Karmila D S, S.Pd., Gr. guru mata pelajaran IPA, mengaku sangat terbantu dengan kegiatan ini. “Awalnya merasa agak gagap teknologi, tetapi dengan metode pelatihan yang hands-on dan didampingi narasumber yang kompeten, akhirnya jadi paham. Sekarang saya sudah bisa merancang kuis interaktif dan siap mengelola kelas online dengan lebih baik. Ini sangat menyegarkan dan memotivasi untuk berinovasi,” tuturnya.
Kegiatan yang ditutup dengan sesi berbagi praktik baik (best practice) antarguru ini diharapkan tidak berhenti sampai di sini. Sekolah berkomitmen untuk melakukan pendampingan berkelanjutan dan memonitor implementasinya di setiap kelas, sehingga pelatihan ini dapat berdampak langsung pada peningkatan kualitas pembelajaran dan kemajuan akademik siswa.